Friday, July 23, 2010

Hj. Fatimah Al-Najjar, nenek yang memburu syurga

Diriwayatkan Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Wahai Rasulullah, apakah wajib bagi perempuan berjihad?'' Jawab Rasul, ''Benar.'' Sehingga Aisyah terkejut. Sambung Rasul, ''Tetapi jihad yang tidak ada pembunuhan di dalamnya.'' ''Apa itu?'' tanya Aisyah. ''Yakni haji dan umrah,'' kata Nabi.

Walaupun wanita tidak diwajibkan jihad al-qital, tetapi mereka dibolehkan untuk turun ke medan jihad membantu pasukan mujahidin atau berperang jika perlu.

Dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW : “Barang siapa mati karena ia membela dirinya, maka ia mati syahid. Dan barang siapa yang mati disaat membela hartanya, maka ia syahid, dan barang siapa mati untuk membela kehormatannya, maka mereka syahid” (HR Bukhari jilid V hlm. 88, HR. Muslim No. 141)

"Aku persembahkan jiwa raga ini untuk Allah, Palestin dan Al-Aqsha. Aku berharap Allah dapat menerima amal ibadahku ini. Aku juga berkorban demi para tawanan Palestin. Selanjutnya aku sampaikan salam untuk Abul Abad (Haneya) dan Al-Dhaif (Komandan Al-Qassam)."


Umur tidak menjadi penghalang baginya untuk memburu syahid

Perkataan terakhir inilah yang disampaikan Syahidah Hj Fatimah Al-Najjar (57 tahun). Ia mengakhiri hidupnya dengan pengorbanan dan kecintaan pada negerinya. Sebagaimana Ia telah menanamkan kecintaaan mati syahid pada anak-anaknya, beberapa saat sebelum ia betemu dengan Tuhannya, ketika ia meledakan dirinya di tengah tentera Israel di Beth Hanon, Jalur Gaza.

Ummu Muhammad Fatimah Al-Najar adalah nenek pertama yang melakukan operasi mati syahid. Ia adalah salah satu daripada operasi isytishad kaum ibu Palestin yang sering kali menyaksikan pembunuhan terhadap anak-anaknya, kehormatanya dicabul, rumahnya dihancurkan, pepohonannya ditumbangkan dibawah pantauan masyarakat dunia yang membisu.

Maka dengan keberanian yang membuah ia tampil membela negaranya dan mendahului para syuhada lainya.

Ummu Muhmmad teleh mengorbankan jiwa dan raganya di jalan Allah setelah sebelumnya ia serahkan rumahnya menjadi korban kemarahan tentera Israel pada intifadhah yang lalu. Padahal rumah tersebut adalah tempat perlindungan para penduduk Palestin yang diusir dari tanah airnya oleh Israel. Ia juga telah merelakan anak-anaknya menjadi tawanan sebagai pejuang di penjara-penjara Israel.

Dalam ucapannya Ummu Muhammad menyampaikan, operasi jihadnya ini adalah bahagian kecil dari sejumlah operasi jihad lainya, yang akan segera dilakukan oleh para mujahid dan mujahidah Palestin. Tunggulah pembalasan Al-Qassam yang akan menggoncangkan wilayah kalian dengan izin Allah. Jalur Gaza akan menjadi kuburan kalian, wahai para pengecut Israel.

 
Wanita tertua dalam senarai mujahidah Palestin

Fatimah Al-Najar atau dikenal dengan nama Ummu Muhammad adalah ibu dari tujuh anak laki-laki dan dua anak perempuannya. Ia telah bergabung dengan barisan para pelaku syahid lainya. Ia telah mampu menghancurkan pengepungan Israel terhadap lebih dari 70 mujahid di Masjid Al-Nasher Beth Hanon.

Salah seorang anaknya menuturkan, ibunya selalu mengikuti aksi demo yang dilakukan oleh gerakan Hamas, disamping itu, ia juga ikut dalam berbagai kegiatan sosial lainya. Ia telah mendidik anak-anaknya untuk sentiasa berpegang pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Ia juga selelu berdo’a kepada Allah agar diberi kesempatan mati syahid.

Dalam salah satu pesan terakhirnya, Ummu Muhammad menyebutkan, dirinya telah menyerahkan jiwa dan raganya untuk Allah, Negeri Palestin dan Al-Aqsha.

Dan dalam rakaman yang disebarkan salah satu media Islam, Ummu Muhammad berkata,

"Saya meminta kepada Allah agar dikumpulkan dengan para syuhada di Surga Naim. Aku juga berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada anak-anakku dan membimbingnya ke masjid. Aku meminta kepada keluargaku agar membagi-bagikan makanan ketika mendengar kabar kesyahidanku. Sampaikanlah salamku pada Abu Abdi, Isamel Haneya, perdana menteri Palestina dan Muhammad Al-Dhaif, komandan tingi Izzuddin Al-Qassam dan kepada para syuhada lainya."

Dengan operasi jihadnya ini, Ummu Muhammad telah menciptakan legenda operasi isytishad yang dilakukan para wanita Palestin, dengan tekad keimananya yang sangat kuat melebihi semua tentera dan singgahsana.

Dunia dan seisinya lebih kecil menurut pandanganya dari pada membiarkan negara tetap terjajah, warganya teraniaya oleh musuh Israel laknatulla. Kini nenek syahidah telah pergi menemui Allah, kekasih agung orang-orang beriman. Moga semangat dan roh perjuangannya tersemat dikalangan para wanita dan menjadi suri teladan bagi semua.

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails