Dari Anas bin Malik r.a berkata, "Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya. Lalu beliau bertanya, ‘Dua hari apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Dua hari yang kami bermain-main di dalamnya pada masa Jahiliyah.’ Maka Nabi SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari tersebut dengan Idul Adha dan Idul Fitri’." [HR. Abu Dawud dan Ahmad]
Nabi SAW pernah berkata kepada Abu Bakar r.a, "Hai Abu Bakar, setiap kaum memiliki hari raya, dan inilah hari raya kita." [HR. Bukhari].
Dua hadis ini menjadi dalil bahwa hari raya umat Islam hanya dua tersebut. Berbeza dengan hari raya selainnya, baik yang bersifat keagamaan, kenegaraan, atau keduniaan.
Banyak sekali nas syar'i yang menerangkan ciri umat Islam yang berbeza dengan umat, agama, dan kelompok lainnya, agar menjadi umat terbaik. Umat Nabi Muhammad SAW, sebagai rasul terakhir yang dibekalkan petunjuk kitab suci Al-Qur'an.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran: 110).
Umat ini adalah umat terbaik. Dalam hadis Mu'awiyah bin Haidah berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Kalian adalah penyempurna tujuh puluh umat. Kalian yang terbaik dan paling mulia di mata Allah 'Azza wa jalla." [HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim].
Beliau bersabda lagi, "Penghuni surga ada 120 baris. Sedangkan umat ini sebanyak 80 barisnya." [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad].
1. Ikut serta memeriahkan hari Raya Natal di gereja, hotel, gedung serba guna, pusat beli belah atau melalui media elektronik.
2. Membeli pohon Natal dan memasang patung Santa Claus yang katanya mengasihi kanak-kanak dengan memberi hadiah sejak malam Natal hingga malam tahun baru.
3. Bermaksiat, melakukan kejahatan, dan bermabuk-mabukan pada malam tahun baru serta segala bentuk sosial lainnya.